Menu Tutup

Federico Dimarco: Bek Kiri Rasa Winger yang Lagi On Fire

Kalau lo cari pemain yang bisa bikin sisi kiri lapangan hidup, bisa crossing, bisa nembak, tapi juga nggak lupa tugas bertahan—jawabannya Federico Dimarco. Bek kiri Inter Milan ini bukan cuma cepat dan enerjik, tapi juga punya teknik yang bikin banyak winger iri.

Di saat banyak fullback modern tampil ala kadarnya, Dimarco datang dengan gaya main yang eksplosif dan otentik. Dia bukan cuma ikut serangan, dia bagian penting dari serangan. Bahkan, kadang perannya lebih mirip playmaker daripada defender.


Lulusan Akademi Inter yang Nggak Instan Naik Daun

Dimarco lahir di Milan, 1997, dan sejak kecil udah gabung akademi Inter. Tapi kariernya nggak langsung ngebut. Dia sempat dipinjamkan ke banyak klub: Ascoli, Empoli, Parma, Verona. Waktu di Verona, akhirnya dia dapet menit bermain reguler dan mulai nunjukin potensi aslinya.

Gaya mainnya unik. Kaki kirinya tajam, punya insting nyerang, tapi juga bisa diandalkan dalam bertahan. Dan yang paling kelihatan? Mentalitasnya. Nggak gampang nyerah meski bolak-balik dipinjamkan. Justru itu bikin dia matang.

Tahun 2021, Simone Inzaghi bawa dia balik ke skuad utama Inter. Dan sejak saat itu, Dimarco berubah dari “pemain buangan akademi” jadi salah satu senjata utama di sisi kiri.


Di Inter: Mesin Serangan dari Sayap Kiri

Kalau lo nonton Inter Milan belakangan ini, lo bakal lihat satu pola yang terus terulang: bola dikasih ke Dimarco di sisi kiri, dia liat celah, terus crossing atau cutback-nya langsung nyampe ke kepala atau kaki striker. Simple, tapi mematikan.

Dimarco sering main sebagai wing-back kiri dalam formasi 3-5-2. Tapi jangan salah, dia bukan sekadar pelari. Dia ngerti timing, ngerti ruang, dan punya tendangan yang bisa bikin kiper lawan kaget. Gol-golnya dari luar kotak penalti? Udah kayak trademark.

Salah satu hal paling menarik dari Dimarco adalah variasi umpannya. Kadang dia ngirim low cross tajam, kadang looping ke tiang jauh, kadang malah nyoba langsung shooting. Lo nggak pernah bisa nebak. Dan itu bikin dia jadi senjata sulit ditebak di sisi kiri.


Tugas Bertahan? Aman, Bro

Meski dikenal karena kemampuan menyerangnya, Dimarco tetap punya disiplin defensif yang solid. Dia tahu kapan harus mundur, tahu cara nutup ruang, dan cukup agresif waktu duel satu lawan satu.

Memang dia bukan tipikal bek yang ngandelin fisik besar, tapi dia kompensasiin itu dengan positional awareness yang tinggi. Dan karena dia terbiasa main di sistem tiga bek, dia ngerti kapan harus overlap dan kapan harus stay.


Di Timnas Italia: Udah Mulai Jadi Starter Andalan

Di timnas Italia, persaingan di posisi bek kiri nggak pernah gampang. Tapi Dimarco udah mulai dapet tempat tetap. Dia sering dimainkan sebagai starter, terutama di bawah pelatih Roberto Mancini dan sekarang Luciano Spalletti.

Gaya mainnya yang berani dan penuh energi cocok banget buat sistem ofensif modern. Dan dia bukan cuma numpang tampil. Dia sering kasih assist dan bahkan cetak gol penting. Koneksi-nya sama pemain depan juga jalan banget, terutama dengan para striker yang haus bola crossing.


Gaya Main: Kaki Kiri Beracun dan Confidence Tinggi

Dimarco punya sesuatu yang jarang dimiliki fullback lain: kaki kiri beracun. Entah itu tendangan bebas, crossing, atau long-range shot, semua dieksekusi dengan kualitas tinggi. Tapi yang lebih penting dari tekniknya adalah kepercayaan dirinya.

Dia nggak takut ambil keputusan. Mau itu tendangan spekulatif atau tusukan ke dalam kotak penalti, dia selalu siap ambil risiko. Dan yang bikin dia makin menonjol adalah gaya mainnya yang penuh karakter—nggak pasaran.


Kesimpulan: Dimarco, Bukti Kalau Jalan Pulang Bisa Jadi Titik Balik

Federico Dimarco bukan pemain yang kariernya mulus dari awal. Dia harus muter-muter dulu, ngerasain kerasnya Serie B dan jadi pemain pinjaman. Tapi justru dari situ, dia belajar, berkembang, dan balik ke Inter bukan cuma buat isi bangku cadangan—tapi jadi starter utama.

Sekarang, dia udah jadi bek kiri yang ditakutin lawan dan disayang fans. Gaya mainnya flamboyan, tekniknya halus, dan kerjanya total. Dimarco bukan cuma sekadar nama di line-up. Dia adalah motor serangan dan simbol dari kerja keras anak akademi yang nggak nyerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *